Dari Blog Pribadi hingga Media Besar:
Transformasi Media Multi-Platform oleh Winston Utomo IDN Times


Founder dan CEO IDN Times, Winston Utomo, memiliki strategi membangun ekosistem bisnisnya dengan “
Good Game, Well Played” berkolaborasi dengan JKT48 dan IDN Times juga menjadi pelopor Indonesia creator economy. Valuasi IDN Times diperkirakan mencapai 350 juta dolar sekitar 5 Triliun lebih.

Revolusi Media: Visi Winston Utomo terhadap Penyebaran Informasi

Sewaktu bekerja di Google Singapura, Winston menyukai media dan konten di dalamnya. Kemudian ia mulai mempertanyakan, “Mengapa tidak ada media yang menyasar ke Generasi Z dan Millenials?” Kemudian, ia melanjutkan pertanyaannya, “Mengapa informasi hanya tersebar secara sentris di Jakarta dan sekitarnya dari sisi informasi?” Padahal, populasi masyarakat di Jakarta hanya sekitar 4% dari total populasi masyarakat di Indonesia. Sementara di Jabodetabek hanya 11% dari total populasi masyarakat di Indonesia.

Pada 8 Juni 2014, setelah pulang dari Google, di atas kasur berukuran 2 meter kali 3 meter di apartemennya, Winston mulai menulis blog yang kemudian diposting di situs website. Ia membeli domain dari GoDaddy karena tidak memiliki kemampuan coding, sehingga hanya mampu menggunakan metode drag and drop untuk memasang artikelnya. Dari pukul 7 malam hingga 7 pagi, ia menghabiskan waktu untuk menulis 10 artikel. Setelah selesai, ia membagikannya melalui WhatsApp dan Facebook. Sore hari sepulang kerja, Winston mengecek analytics dari blog-nya dan menemukan bahwa dalam waktu yang relatif singkat, sudah ada ratusan pembaca yang mengunjungi blog tersebut. Mayoritas pembacanya datang melalui media sosial. Dari situ, ia menyadari bahwa media akhirnya mengarah ke multi-platform daripada single-platform, serta kekuatan media sosial sebagai saluran distribusi. Ia memberanikan diri untuk nyemplung terlebih dahulu baru menjalankan planning. Sebelumnya, ia tidak pernah membayangkan bahwa IDN Times akan berkembang sebesar ini dan merubah banyak model bisnis seperti sekarang.

Saat bekerja di Google Singapura, Winston mendapat dua hal utama. Pertama, Indonesia mulai memanfaatkan iklan menggunakan layanan Google, menjanjikan potensi besar dari segi demografi, rising middle class, daya beli barang dan jasa, serta beragam metrik yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam ekonomi Indonesia. Kedua, ia merasakan dampak culture dan organisasi dari Google, di mana SOP dari Google dalam bidang IT dan media diadaptasi dan di-lokalize disesuaikan dengan versi IDN Times seperti sekarang ini.

Membangun Disrupsi: Adaptasi Generasi Z dan Millenials

Kebutuhan akan informasi tidak berubah dari zaman ke zaman, namun yang berubah adalah cara mengonsumsi konten tersebut. Generasi Z dan Millenials tentunya memiliki preferensi konsumsi konten yang berbeda dengan Gen X dan Y. Misalnya, generasi sebelumnya lebih sering mengonsumsi berita dari koran dan televisi secara konvensional, sedangkan secara digital membaca konten berita yang lebih dominan dalam bentuk teks. Namun, Generasi Z cenderung lebih menyukai konten visual, seperti yang ditawarkan oleh IDN Times yang menyediakan caption gambar yang menarik dan sedikit teks. Penting untuk menyesuaikan konten dengan kebutuhan dan preferensi generasi yang dituju. Selain itu, Millenials juga cenderung short video in vertical format. Setiap generasi memiliki caranya sendiri dalam mengonsumsi konten, sehingga perlu adaptasi yang sesuai agar dapat menciptakan distrupsi di pasar.

Nilai Keluarga dan Pendekatan Profesional: Mengukur Kesuksesan dengan Tanggung Jawab dan Kontribusi

Bagi Winston, kesuksesan memiliki banyak makna dalam berbagai aspek. Dari sudut pandang personal, yang terpenting adalah keluarga, bagaimana menjadi saudara yang baik, anak yang baik, suami yang baik, dan ayah yang baik. Keluarga selalu menjadi prioritas utama. Akan tetapi, dalam konteks profesional, kesuksesan diartikan dengan memiliki tanggung jawab terhadap seluruh tim di IDN Times, mendukung tim saat menghadapi kesulitan, tidak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (lay off), mengelola biaya tanpa mengurangi jumlah karyawan tetap (FTE). Full-time equivalent (FTE)  cara bagi perusahaan untuk mengukur standar jumlah karyawan mereka. Dengan menggunakan pengukuran FTE untuk membuat keputusan strategis, perusahaan dapat membuat proses pengelolaan gaji karyawan yang memiliki status berbeda (penuh waktu, paruh waktu, kontrak) menjadi lebih sederhana, serta membuat perkiraan anggaran yang lebih tepat. Ini merupakan salah satu bentuk kesuksesan karena bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka. Kesuksesan juga diukur dari seberapa besar kontribusi seseorang dalam menciptakan nilai bagi orang lain.

Ketika IDN Media masih sekedar mimpi, dua saudara, Winston Utomo dan Wiliam Utomo membagi tugas di antara mereka. William berada di Surabaya, di kantor pertama IDN Media, sementara Winston tetap bekerja di Google Singapura untuk membiayai perusahaan medianya. Winston menemukan sahabat, saudara, dan mitra dalam William, dengan trust dan respect yang kuat di antara keduanya. Mereka adalah dua bersaudara yang saling mempercayai dan memberikan manfaat satu sama lain tanpa keraguan dalam segala hal. Mereka menghormati satu sama lain bukan hanya sebagai saudara, melainkan juga sebagai pemimpin dalam perusahaan. Mereka mencoba menciptakan lingkungan yang setara di antara mereka, di mana mereka memanggil dengan nama langsung agar formal. Hal ini mereka lakukan untuk menciptakan lingkungan yang setara sebagai mitra dan untuk bekerja secara profesional. Sifat mereka yang saling melengkapi satu sama lain, di mana William berfokus pada bisnis driven, sementara Winston lebih people person. Mereka saling menyesuaikan diri satu sama lain untuk mencapai sinergi yang optimal, yang terjadi karena adanya trust dan respect di antara mereka. Didikan dari orang tua mereka memiliki pengaruh besar yang mana selalu mengajarkan agar kedua bersaudara tersebut akan selalu akur sampai kapanpun dan tidak boleh ada hal apapun, uang, maupun persaingan, yang ditaruh diatas hubungan persaudaraan.

Tahun 2022 adalah saat pandemi COVID-19 merebak yang menyebabkan investor memiliki sedikit dana, sementara perusahaan yang baru berdiri memerlukan banyak suntikan dana. IDN Times melakukan empat kali fundraising, Seat round series A-D yang jika dilihat dari setiap round, series A-B lebih proaktif, dimana Winston aktif menawarkan kepada para investor secara langsung. Sementara, series C-D keberuntungan yang baik dimana saat membuka round ada banyak investor yg tertarik. Fundraising atau pendanaan adalah hal yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan pada tahap awal. Dana yang didapat bisa diperuntukkan guna berjalannya bisnis di masa mendatang. Proses matching sangat seamless karena terdapat kecocokan antara satu sama lain. Awalnya tidak ada rencana untuk membuka series D, tetapi karena banyak investor yang tertarik, akhirnya IDN Times melakukan fundraising. Pada akhir tahun 2021, kesepakatan dengan investor sudah tercapai, dengan proses yang diurus, dan diumumkan pada bulan Juni 2022 yang bertepatan dengan ulang tahun kedelapan dari IDN Times.

Strategic Value dalam Fundraising: Visi Investor terhadap IDN Times

Bagi Winston, the best fundraising adalah ketika perusahaan yang tidak membutuhkan fundraising itu sendiri. Fundraising berarti membangun bisnis yang baik. Waktu yang dihabiskan untuk memikirkan fundraising hanya sekitar 20-30%. Sementara yang lebih diutamakan adalah fokus ke tim internal dalam internal meeting daripada fundraising meeting. Bagi Winston, timnya adalah first customer. Jika memperlakukan internal tim dengan baik, mereka bisa bekerja dan berkarya dengan baik sehingga menghasilkan banyak User. User adalah customer yang kedua. Ketika user semakin banyak, customer akan semakin banyak, sejalan dengan client advertising yang juga semakin banyak. Ketika client advertising semakin banyak, partner akan semakin banyak. Ketika semua sudah banyak, investornya akhirnya tertarik untuk berinvestasi. Dengan dana dari investor itu sendiri akan menghasilkan banyak tim, banyak User, banyak customer, banyak client, dan banyak partner. Investor akan merasa senang ketika fokus perusahaan adalah membangun bisnis yang baik.

Harapan investor terhadap fundraising adalah berfokus pada pertumbuhan bisnisnya. Sebagian besar investor percaya pada strategic value yang didapat dari berinvestasi di IDN Times, yang tidak hanya melihat keuntungan finansial sebagai metrik utama. Namun, ada juga yang investor yang memperhatikan aspek finansial, dan IDN Times telah memberikan pengembalian yang sangat baik. Apa yang mereka cari dari IDN Times adalah strategic value dan kolaborasi.

Inovasi dan Pertumbuhan: Keberhasilan IDN Times dalam Bisnis Digital

Sejak tahun 2018, IDN Times menghasilkan profit. Dari tahun 2019 hingga 2021, operating cash flow juga telah positif. Meskipun memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat, prioritas utamanya adalah fokus pada pertumbuhan yang bertanggung jawab membangun bisnis yang baik. Gross profit harus dijaga tetap sehat dan OPEC tidak boleh terlalu tinggi. Winston percaya bahwa fondasi dari bisnis yang baik adalah memiliki fundamental yang kuat. IDN Times tidak hanya berdiri selama 5-20 tahun, tetapi juga mimpi itu diteruskan hingga 100 tahun kedepan untuk tetap dilanjutkan oleh generasi selanjutnya dan menginspirasi banyak orang. Oleh karena itu, IDN Times mengutamakan pendekatan yang tidak terburu-buru dan impulsif, dan tidak apa-apa jika harus melewatkan target jangka pendek asalkan tujuan jangka panjangnya tercapai.

IDN Times memiliki 15 divisi yang terbagi dalam empat kategori diantaranya platform konten, media digital, entertainment, dan komersial. Model bisnis IDN Times adalah ekosistem yang berbasis platform. Empat pilar utama adalah media digital, pilar pertama yang dimiliki IDN Times memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah pengguna dan menghasilkan uang dari iklan secara B2B. Kedua, platform konten dengan aplikasi IDN sebagai produk utamanya yang menghasilkan uang dari B2B dan B2C, dimana penonton yang memberikan saweran berupa gift selama live streaming dan mengambil komisi dari sana, serta bisa menaruh banyak iklan. Ketiga, pilar entertainment yang mencakup film dan musik, seperti IDN Picture dan JKT48, dengan model bisnis seperti penjualan tiket. Terakhir, platform komersial, seperti ICE, yang menciptakan platform bagi kreator dan brand melalui IDN Times sebagai jembatan. Semua divisi tersebut memberikan kontribusi yang berkembang, namun pertumbuhan terbesar terjadi pada platform konten, di mana IDN Times mendapatkan pendapatan dari virtual gift yang diberikan oleh penonton, dengan pembagian antara streamer dan platformnya.

Menurut Winston, waktu yang tepat untuk ekspansi adalah ketika ada sinergi positif antara bisnis yang sedang berjalan dengan bisnis yang akan dilakukan. Dengan memiliki platform pemasaran sendiri, ia dapat mengurangi biaya pemasaran. Sebagai contoh, ketika JKT48 baru saja bergabung dengan IDN Times, pertumbuhannya cepat. Meskipun promosi JKT48 sangat efektif dalam membangun hubungan dengan penggemar yang sangat mendukung dan setia, sponsorshipnya tidak banyak. Sementara IDN Times memiliki tim sales yang sangat baik, sehingga dengan mengintegrasikan JKT48 ke dalamnya, terjadi sinergi dan koneksi yang menguntungkan.

Visi Bersama: Menghadirkan Platform Media Indonesia yang Berkualitas

Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah bagaimana kita dapat mewujudkan mimpi untuk sebuah perusahaan Indonesia bersaing secara sukses di negeri sendiri. Ketika kita melihat waktu yang dihabiskan sebagian masyarakat Indonesia adalah di media sosial. Namun, hampir semua platform yang mereka gunakan adalah bukan berasal dari perusahaan Indonesia, melainkan dari perusahaan global. Mengapa kita sebagai orang Indonesia tidak dapat menciptakan platform khusus yang dapat meraih kesuksesan di dalam negeri sendiri? Itulah mimpi dan tantangan terbesar kami di IDN Media, terutama di industri media. Kami ingin menciptakan sebuah platform hiburan dan konten asli Indonesia yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Related Posts

Mengungkap Meatguy Steakhouse Perjalanan Dims si Meat Guy

Mengungkap Meatguy Steakhouse: Perjalanan Dims si Meat Guy

Dimas Ramadhan Pangestu, owner dari Meatguy Steakhouse, atau yang biasa dikenal sebagai Dims the Meat Guy. Kisahnya dimulai dari sebuah keisengan mengunggah konten memasak daging di platform TikTok. Tidak disangka, kontennya menjadi viral sehingga memicu rasa penasaran banyak orang.

0