Perjalanan Sukses Najib Wahab: Dari Karyawan Korporat Hingga Pendiri Teguk

Brand minuman kekinian, Teguk yang didirikan oleh Najib Wahab, sukses melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten TGUK seharga Rp 110 per lembar sahamnya. Tak hanya itu, Najib juga sukses membuka gerainya di Amerika, tepatnya di 248 Mott Street, New York, AS. Namun, sebelum mendirikan Teguk, Najib memulai kariernya dengan bekerja di berbagai perusahaan korporat selama delapan tahun. Setelah yakin dengan mimpinya sebagai pengusaha sukses, dia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnisnya sendiri pada tahun 2014. Awalnya, bisnis yang ia jalankan adalah berjualan cireng karena ia penggemar cireng. Kebanyakan cireng yang dijual dipasaran keras pas di makan. Karena itu, Najib memutuskan untuk membuat cirengnya sendiri. Cireng buatannya dipasarkan melalui jaringan reseller dan distributor. Dengan kesuksesan mencapai omzet 6M sebulan, Najib kemudian memperluas bisnisnya dengan mendirikan Teguk.

Optimalisasi Anggaran Pemasaran: Diskon vs Brand Ambassador

Teguk tidak memiliki brand ambassador dan hanya memiliki KOL dengan jumlah sedikit. Lalu bagaimana Teguk bisa hype dan digemari oleh masyarakat? Teguk mengharapkan review jujur dari konsumennya dengan komunitas yang mereka bentuk sendiri. Pemasaran komunitas adalah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa sekaligus memelihara koneksi yang positif dengan pelanggan. Koneksi yang baik ini dapat dibangun dengan berinteraksi secara aktif dengan konsumen. Awalnya, komunitas yang dibuat ini mengumpulkan anggotanya dengan menyebarkan isian kuesioner dalam bentuk form, “Siapa saja yang mau menjadi Sobat Peneguk?” Pastinya banyak orang yang tertarik untuk bergabung dalam komunitas Sobat Peneguk karena banyak benefit yang bisa mereka peroleh. Najib berpendapat bahwa, lebih baik mengeluarkan budget marketing untuk memberikan diskon dalam bentuk bundling promo daripada menghabiskan banyak uang untuk membayar brand ambassador yang belum tentu efektif. Untuk mencegah pembelian yang dilakukan hanya ketika sedang diskon, Najib menyiasatinya dengan memberikan promo gratis ongkir dan melakukan subsidi silang dengan Teguk yang dijual secara online dan offline.

Orang-orang yang masuk dalam komunitas biasanya memiliki kecenderungan untuk menjadi militan, yaitu memiliki semangat yang tinggi, penuh gairah, dan berdedikasi penuh. Sobat Peneguk telah dibentuk dengan basis yang militan dan solid sejak awal mula berdiri. Sehingga, ketika melakukan campaign, anggota Sobat Peneguk secara otomatis terlibat secara aktif dan dengan sukarela mem-posting dan menyebarkan informasi tanpa perlu disuruh. Dengan terbentuknya loyalitas pelanggan melalui komunitas Sobat Peneguk, Najib menghemat budget marketing dan promosi sekaligus bisa menerapkan strategi flywheel marketing. Flywheel marketing adalah pendekatan pemasaran yang berfokus pada memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan untuk menciptakan kepuasan dan membangun hubungan jangka panjang. Contoh brand lainnya yang menerapkan strategi flywheel marketing ialah Apple dan Amazon.

Tantangan dan Persiapan untuk Menjadi Perusahaan Go Public: Studi Kasus Teguk dalam Menyiapkan IPO

Najib berpendapat bahwa melalui go public, perusahaan menjadi lebih teratur dalam menyusun laporan keuangannya karena terdorong untuk memastikan laporan keuangan, seperti laporan triwulanan dan tahunan, karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, dengan melakukan penawaran saham perdana (IPO), perusahaan diperkenalkan kepada investor asing. Investor asing cenderung tertarik pada perusahaan yang melakukan IPO dengan prospek yang menjanjikan. Selain itu, melalui IPO, perusahaan dapat mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan bisnis tanpa harus mengandalkan pinjaman dari bank atau modal ventura (VC) yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih cepat.

Beberapa tahapan yang harus dipersiapkan agar perusahaan dapat menjadi perusahaan go public adalah memiliki bisnis yang real. Setelah itu, penting untuk memiliki sistem yang efisien yang sudah beroperasi dengan baik. Namun, sebelum memperbaiki sistem, fokuslah pada merekrut orang-orang yang berkualitas karena ketika sistem sudah baik, organisasi juga akan berjalan dengan baik. Teguk membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyiapkan penawaran saham perdana (IPO). Perusahaan harus memiliki pendapatan yang stabil karena dari situ, kita dapat melihat bagaimana bisnis berkembang. Menurut Najib, jika dalam waktu tiga bulan perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, lebih baik ditutup karena keberhasilan diukur dari seberapa besar pendapatannya. Pendapatan yang besar dan stabil dapat menjadi landasan yang kuat untuk IPO. Hitungan kasar IPO Teguk adalah 120 M revenue dalam setahun, kemudian valuasi nya dikali PER (Price Earning Ratio) 4- 6 kali kemudian dikali 30% share saham yang mau di lepas. Ketemu 400 M untuk 30% saham. Maka nilai akhir IPO adalah 120 M.

Penerapan Terobosan untuk Meningkatkan Peluang Bisnis: Penggunaan Dana IPO oleh Teguk

Dana dari penawaran saham perdana (IPO) rencananya akan digunakan oleh Teguk untuk memperluas jumlah cabangnya. Teguk didirikan menggunakan modal sendiri tanpa suntikan dana dari perusahaan lain, kecuali untuk satu atau dua gerai yang mungkin memerlukan bantuan keuangan sementara, namun pada akhirnya dana tersebut kemudian dikembalikan sepenuhnya. Mengapa Teguk tidak memilih untuk menerapkan sistem franchise? Karena dalam sistem franchise, ada risiko bahwa bisnis bisa gagal akibat kesalahan dari pemilik franchise yang membelinya. Misalnya, setelah diberikan arahan untuk menggunakan susu merek X, pemilik franchise malah mengganti susu merek X dengan harga lebih murah, yang akhirnya menurunkan kualitas produk. Sementara itu, dengan semua gerai dimiliki secara langsung oleh Teguk, perusahaan dapat dengan mudah mengendalikan pasokan bahan baku dan meluncurkan promosi produk rasa baru secara serentak, karena semua kendali berada di tangan sendiri.

Kemudian, dana IPO digunakan untuk pembuatan pabrik karena Teguk bertujuan membuat bisnis dari hulu ke hilir dimana bahan baku bisa diawasi dan dibuat sesuai standar sendiri. Saat ini, Teguk telah memiliki pabrik sendiri untuk memproduksi powder perasa, bukan mengandalkan pembelian dari pemasok atau platform marketplace. Tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya pabrik ini bisa ikutan go public atau menjadi supplier untuk bisa dimaklon oleh UMKM lainnya.

Selain menjual minuman, Teguk juga memasarkan dan mendistribusikan snack secara eceran. Dari pengalaman menjual cireng sebelumnya, snack dijual kepada distributor, yang kemudian dipasarkan ke pasar tradisional (General Trade), hingga akhirnya membantu menjaga aliran kas tetap stabil. Penting bagi kita untuk tidak meremehkan potensi pasar tradisional dan warung kecil, karena jumlah besar warung tersebut dapat menghasilkan penjualan yang signifikan jika setiap warung menawarkan sejumlah produk snack. Kita harus membesarkan mindset untuk melihat big picture-nya. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan untuk melihat peluang yang sering luput dari perhatian orang banyak. Di masa depan, Teguk juga berencana untuk membeli sepeda motor yang dilengkapi gerobak untuk menjual produk secara keliling.

Dampak Tantangan Bisnis Terhadap Harga Penjualan Teguk di New York

Masyarakat di sekitar New York tidak terlalu memperhatikan merek saat membeli produk karena yang terpenting bagi mereka adalah tampilan menarik dan rasa yang enak. Menurut Najib, membuka gerai di New York tidak memberikan keuntungan besar, tetapi juga tidak merugikan. Proses pembukaan gerai di sana membutuhkan perizinan yang melibatkan berbagai aspek seperti mengontak pengacara properti dan melakukan kontak dengan pemiliknya. Menemukan tempat sewa yang kosong juga menjadi tantangan tersendiri dengan daftar tunggu yang panjang bahkan ada yang harus menunggu sampai beberapa tahun. Biaya sewa mencapai sekitar 4-5 M per tahun. Tantangan lainnya adalah tenaga kerja yang mahal dengan upah rata-rata 17-20 dollar per jam, serta persyaratan warga negara bagi mereka yang ingin bekerja di New York. Biaya equipment juga cukup besar, seperti biaya cetak bendera yang mencapai 70 juta rupiah. Semua faktor ini menyebabkan harga penjualan minuman Teguk per cup di New York menjadi lebih tinggi daripada dijual di Indonesia.

#FromGarasitoKorporasi #UMKMJugaBisaGOPUBLIC

Related Posts

Mengungkap Meatguy Steakhouse Perjalanan Dims si Meat Guy

Mengungkap Meatguy Steakhouse: Perjalanan Dims si Meat Guy

Dimas Ramadhan Pangestu, owner dari Meatguy Steakhouse, atau yang biasa dikenal sebagai Dims the Meat Guy. Kisahnya dimulai dari sebuah keisengan mengunggah konten memasak daging di platform TikTok. Tidak disangka, kontennya menjadi viral sehingga memicu rasa penasaran banyak orang.

0